Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) atau HMI Sigli menyayangkan berbagai kejanggalan yang muncul dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Aceh, yang telah berlangsung beberapa minggu terakhir dengan anggaran lebih dari Rp800 miliar.
Ketua HMI cabang Sigli, Refan Nurreza, mengutarakan kekhawatirannya mengenai kualitas penyelenggaraan PON di Aceh.
“Kami menemukan banyak kejanggalan, baik dari aspek anggaran maupun manajemen. Hal ini tidak layak untuk sebuah acara bertaraf nasional,” ujarnya.
Refan juga menyoroti sejumlah kritik yang muncul di media sosial terkait PON Aceh, mulai dari infrastruktur yang belum siap hingga permasalahan konsumsi atlet yang dinilai jauh dari layak.
“Berita di media sosial sudah menunjukkan sisi negatif penyelenggaraan. Ini tidak sesuai standar nasional,” tambahnya.
Berita HMI lainnya: HMI Makassar Kecam Dugaan Intimidasi Kapolda Sulsel Terhadap Wartawan
HMI menilai anggaran PON Aceh-Sumatera jauh lebih sedikit dibandingkan dengan daerah lain.
“Di Papua, anggarannya lebih dari Rp10 triliun, Jawa Barat Rp3,1 triliun, Kaltim Rp4,5 triliun, dan Riau Rp3,1 triliun. Namun, mengapa Aceh hanya Rp811 miliar? Padahal infrastruktur masih banyak yang belum memadai,” kritik Refan.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan adanya dugaan penyelewengan anggaran oleh oknum-oknum tertentu, yang menyebabkan penyelenggaraan PON menjadi tidak maksimal.
“Anggarannya sudah sedikit, namun disalahgunakan oleh oknum-oknum, sehingga infrastruktur, konsumsi, dan fasilitas untuk panitia pelaksana sangat tidak memadai,” jelasnya.
Refan mendesak Menpora untuk melakukan pengawasan ketat terhadap potensi penyalahgunaan anggaran dan meminta Polri serta KPK untuk menyelidiki dugaan penyalahgunaan anggaran PON secara menyeluruh.
“Kami mendukung penuh langkah Menpora dan mendesak penegak hukum untuk bertindak tegas,” pungkasnya.
Berita HMI lainnya: HMI UINSI Samarinda Gelar Panggung Refleksi ‘Tolak Lupa September Hitam’