Langkah politik Anies Baswedan terus mengalami perkembangan, seiring dengan semakin meluasnya gerakan pro-perubahan di berbagai daerah.
Diskusi seputar hal ini mencakup rencana untuk mendirikan sebuah wadah baru, yang bisa berupa organisasi masyarakat (ormas) atau partai politik, meskipun keputusan akhir belum ditentukan.
Chumaidi Syarif Romas, Ketua Umum PB HMI periode 1976-1978, menyatakan bahwa pembentukan wadah baru untuk mendukung gerakan perubahan ini bertujuan untuk kepentingan bangsa.
Saat ini, penting untuk memastikan bahwa gerakan perubahan tetap hidup dan berkembang.
Menurutnya, meskipun Anies menjadi figur sentral dalam gerakan perubahan ini, tujuan utamanya tetap demi kepentingan bangsa.
“Wadah baru ini bukan hanya tentang Anies, tapi demi kepentingan bangsa,” ujar Chumaidi ketika dihubungi, Selasa, 10 September 2024.
Mantan Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menyatakan bahwa keinginan rakyat untuk perubahan sangat kuat. Mayoritas masyarakat merasa bahwa aspirasi mereka terhambat oleh partai-partai politik yang dianggap elitis dan tidak lagi mendengarkan suara rakyat.
Berita HMI lainnya: Alumni HMI, Eri Setyawan Resmi Jadi Anggota DPRD Ketapang
Fenomena kotak kosong dalam pilkada dan pencoblosan seluruh pasangan calon merupakan gambaran dari ketidakpuasan rakyat terhadap sistem politik yang ada saat ini.
“Partai-partai sudah berubah menjadi terlalu jauh dari rakyat. Itulah mengapa masyarakat menginginkan perubahan,” lanjut Chumaidi.
Di dalam masyarakat modern, organisasi atau wadah menjadi alat perjuangan yang sangat penting.
Chumaidi menekankan bahwa apapun bentuk wadah yang akan dibentuk, baik itu ormas atau partai, sangatlah penting. “Yang terpenting adalah menjaga ide dan semangat perubahan agar tidak padam,” tegasnya.
Ia percaya bahwa gerakan ini akan menjadi harapan baru bagi masyarakat yang menginginkan perubahan.
Wadah apapun yang nantinya terbentuk diharapkan dapat menjadi alat perjuangan yang efektif untuk mewujudkan kesetaraan, keadilan, dan menyalurkan aspirasi rakyat.
Berita HMI lainnya: HMI UMI Makassar Desak Pengusutan Kasus Kredit Fiktif Rp55 Miliar