Meskipun kampanye resmi Pilkada 2024 belum dimulai, berbagai bentuk kampanye seperti baliho, selebaran, aksi demonstrasi, dan pemberitaan di media sosial serta online sudah mulai muncul, mengarah pada kampanye hitam.
Di Sumatera Utara (Sumut), misalnya, belakangan ini terjadi peningkatan gerakan yang menyudutkan salah satu bakal calon Gubernur Sumut.
Berbagai media digunakan, mulai dari spanduk, baliho, poster, pemberitaan online, hingga aksi demonstrasi.
Menanggapi situasi ini, Ketua Umum Badko HMI Sumut, Yusril Mahendra Butarbutar, meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi.
Menurutnya, hal ini dapat berdampak buruk pada persatuan dan kesatuan bangsa.
“Saya mengajak, memohon, dan berharap agar masyarakat tidak terpengaruh oleh segala bentuk kampanye hitam yang menyudutkan salah satu calon Gubsu.
Ini bisa merusak persatuan kita,” ujar Yusril dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (27/08/2024).
Berita HMI lainnya: Kapolda Sulbar dan KAHMI Mamuju Bahas Persiapan Pilkada Damai
Yusril juga menyatakan bahwa kampanye hitam sangat berbahaya bagi keharmonisan masyarakat. Ia khawatir gerakan tersebut dapat memicu tindakan serupa yang bisa menyebabkan konflik horizontal.
Ia tidak ingin masyarakat menjadi korban dari kepentingan politik para calon kepala daerah.
“Jika kampanye hitam terus dilakukan, hal ini bisa mengancam keharmonisan masyarakat Sumut.
Tidak menutup kemungkinan akan muncul gerakan tandingan yang menyudutkan calon lain, sehingga bisa terjadi gesekan di tingkat akar rumput,” jelasnya.
Yusril menekankan bahwa jika ada dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh salah satu calon gubernur, hal tersebut sebaiknya diserahkan kepada pihak berwenang.
Ia menegaskan tidak perlu ada gerakan yang dapat memperkeruh situasi di Sumut.
“Jangan kotori pesta demokrasi di Sumut dengan narasi kebencian, hoaks, dan fitnah. Itu tidak baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jika ada dugaan pelanggaran hukum terhadap salah satu calon, serahkan saja kepada pihak berwenang yang lebih kompeten. Mari kita percayakan pada penegak hukum,” katanya.
Yusril berharap Pilkada di Sumut menjadi ajang yang penuh dengan gagasan untuk memajukan provinsi yang beragam ini.
Dengan demikian, masyarakat Sumut dapat menentukan pilihan berdasarkan ide-ide yang diusung para calon, bukan karena kebencian, hoaks, atau fitnah.
“Pilkada Sumut harus menjadi ajang yang dipenuhi dengan gagasan, ide, dan tujuan.
Agar masyarakat benar-benar menikmati pesta demokrasi yang penuh kebahagiaan dan kedamaian, serta memilih berdasarkan pemikiran dan harapan mereka, bukan karena pengaruh ujaran kebencian, hoaks, atau fitnah.
Mari kita bersama-sama memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat,” tutup Yusril.
Berita HMI lainnya: Langkah Baru Kabid PTKP HMI Pelita Bangsa