Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon – Bener Meriah, Afdhalal Gifari, menyuarakan tuntutan keras untuk segera melakukan evaluasi terhadap Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan di RSUD Datu Beru.
Tuntutan ini muncul setelah sejumlah keluhan masyarakat terkait pelayanan rumah sakit tersebut tidak terselesaikan. Afdhalal menilai bahwa manajemen pelayanan di RSUD terbesar di Aceh Tengah ini masih jauh dari standar yang diharapkan.
Puncak kritik terjadi setelah seorang ayah melaporkan kekecewaannya terhadap pelayanan di IGD rumah sakit tersebut.
“Pelayanan di bawah standar kebutuhan masyarakat,” kata Afdhalal melalui keterangan tertulis yang diterima Harie.id, Senin, 16 September 2024.
Afdhalal menegaskan bahwa permasalahan ini telah merusak reputasi RSUD Datu Beru, yang seharusnya menjadi kebanggaan Aceh Tengah.
Menurut Afdhalal, kegagalan ini tidak lagi hanya merupakan masalah teknis, melainkan sudah menyentuh aspek manajemen.
“Wadir Pelayanan harus segera dievaluasi. Sebagai pemimpin di bidang pelayanan, dia memiliki tanggung jawab memastikan bahwa standar pelayanan berjalan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jika tidak ada perbaikan, citra RSUD Datu Beru akan semakin terpuruk,” tegas Afdhalal.
Ia juga menyoroti bahwa keluhan yang muncul bukan hanya terkait dengan penanganan medis, melainkan juga tentang buruknya komunikasi antara dokter dan keluarga pasien serta lambannya respon di IGD.
Berita HMI lainnya: Asep Sopari Al-Ayubi, Tokoh HMI yang Maju di Pilkada Tasikmalaya
Ini, menurut Afdhalal, menjadi indikasi bahwa manajemen tidak berjalan efektif dan memerlukan perbaikan segera.
“Ini bukan masalah kecil. Komunikasi yang buruk antara tenaga medis dan keluarga pasien serta lambannya penanganan di ruang gawat darurat adalah bentuk kegagalan sistemik. Jika terus dibiarkan, rumah sakit ini bisa kehilangan kepercayaan masyarakat,” tuturnya.
Afdhalal menegaskan bahwa Wadir Pelayanan harus bertanggung jawab penuh atas kegagalan ini. Dia juga menekankan pentingnya langkah-langkah konkret untuk memperbaiki pelayanan di rumah sakit tipe paripurna tersebut, bukan hanya sekadar wacana.
“RSUD Datu Beru adalah representasi layanan kesehatan di Aceh Tengah. Jika pelayanannya terus buruk, itu menjadi cerminan kegagalan manajemen,” katanya.
Lebih lanjut, Afdhalal mengajak masyarakat untuk melaporkan setiap keluhan melalui jalur resmi agar semua masalah dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.
“Kami dari HMI akan terus memantau kasus ini. Kami mendesak agar evaluasi dilakukan secara menyeluruh dan transparan. Harapan kami, keluhan serupa tidak terulang, dan RSUD Datu Beru dapat menjadi institusi yang dapat diandalkan masyarakat Aceh Tengah,” tutup Afdhalal Gifari.
Berita HMI lainnya: Wabendum HMI Soroti Dampak Lingkungan Penutupan Galian Tanah di Rajeg