Sebuah video viral yang memperlihatkan seorang istri memergoki suaminya di Aceh Tengah menjadi sorotan luas di masyarakat.
Kejadian yang terjadi pada Sabtu (14/9/2024) malam di Lapangan Pacu Kuda, Blang Bebangka, Aceh Tengah, ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang menanggapi insiden tersebut dengan serius karena dianggap melibatkan pasangan non-mahram.
Insiden tersebut terus menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat Aceh Tengah hingga saat ini. Kedua pihak yang terlibat dalam video tersebut kini telah diserahkan kepada Satpol PP dan WH Aceh Tengah untuk diproses lebih lanjut.
Video yang diunggah di media sosial itu menunjukkan seorang wanita dengan amarahnya memergoki suaminya bersama wanita lain. Video ini dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial dan menjadi perbincangan hangat.
HMI, sebagai organisasi mahasiswa yang aktif mengawal isu sosial dan moral, turut memberikan respons terkait insiden ini.
Ketua HMI Cabang Aceh Tengah-Bener Meriah, Afdhalal Gifari, mengimbau masyarakat untuk menyikapi peristiwa ini dengan pendekatan yang konstruktif, tanpa saling menyalahkan.
Afdhalal Gifari menyatakan bahwa pemerintah daerah memiliki tanggung jawab besar dalam mencegah kejadian serupa di masa depan, melalui peningkatan fasilitas pengawasan dan program edukasi yang lebih baik.
Berita HMI lainnya:Â Kunjungan MN KAHMI ke Kemenkumham, Bahas Sinergi di Bidang Hukum
Ia menegaskan bahwa kejadian ini mencerminkan masalah sosial yang lebih luas, terutama terkait dengan nilai keluarga dan kesadaran moral di tengah masyarakat.
Lebih lanjut, Ketua HMI tersebut menyarankan agar pemerintah daerah lebih proaktif dengan membuat pos pengawasan di lokasi-lokasi yang rawan terjadi tindakan yang melanggar norma sosial. “Ini bukan hanya persoalan individu, tetapi juga tanggung jawab bersama,” ungkapnya.
Afdhalal Gifari juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga etika dan norma sosial yang berlaku.
Ia mengajak setiap individu untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih positif.
Menurutnya, edukasi sejak dini mengenai norma sosial, serta peningkatan peran keluarga dan lingkungan, sangat dibutuhkan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Sebagai penutup, Afdhalal Gifari mengajak semua pihak, baik masyarakat maupun pihak berwenang, untuk bersama-sama mencari solusi konstruktif.
Selain penegakan hukum, ia menekankan pentingnya pencegahan moral dan sosial melalui edukasi sebagai langkah utama untuk menjaga keharmonisan di Aceh Tengah. “Ini adalah pelajaran bagi kita semua untuk lebih menjaga norma sosial dan memperkuat kontrol sosial dalam masyarakat.
Jangan hanya mengandalkan hukum, mari kita ciptakan lingkungan yang mendukung dan saling menjaga,” pungkasnya.
Berita HMI lainnya:Â Badko HMI Sulteng Ajak Masyarakat Jaga Kamtibmas Jelang Pilkada 2024