Himpunan Mahasiswa Islam
Berita HMITerbaru
Ketua HMI Serang Kritik Menteri Yandri Terkait Penggunaan Kop Surat
Anggaran Pelaksanaan Pemilihan Serentak: Menghemat atau Menguras?
HMI Komisariat STAIN Majene Pertanyakan Kinerja 100 Hari Dirut Perusda
Semua kategori di website HMI
Berkenalan dengan HMI
Apa itu HMI ?
Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI adalah organisasi kemahasiswaan Islam terbesar di Indonesia yang bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang berakhlak mulia, berintelektual tinggi, dan berkomitmen pada kemajuan bangsa.
Berdiri sejak tahun 1947, organisasi HMI telah menjadi wadah bagi mahasiswa Islam untuk mengembangkan potensi diri, memperjuangkan keadilan sosial, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan masyarakat.
Dengan slogan utama YAKUSA, HMI akan terus menjadi wadah bagi mahasiswa islam di Indonesia untuk berorganisasi.
Visi dan Misi HMI
Melalui Pengurus Besar HMI (PB HMI), Himpunan Mahasiswa Islam berupaya mewujudkan visi dan misinya dengan menjalankan berbagai kebijakan dan program kerja di tingkat nasional.
PB HMI, yang dipimpin oleh Ketua Umum, berperan sebagai pusat koordinasi dan pengambilan keputusan strategis dalam organisasi.
Visi
- Menjadi Wadah Pengembangan Potensi Mahasiswa Islam
- Memperjuangkan Keadilan dan Kesejahteraan Sosial
- Menjadi Organisasi Modern dan Dinamis
- Memperkuat Peran dalam Skala Nasional dan Internasional
Misi
- Mengembangkan Kepribadian Muslim yang Berintegritas
- Menggalakkan Pengabdian kepada Masyarakat
- Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Penelitian
- Memperjuangkan Keadilan dan Kebangsaan
- Mengokohkan Peran Islam dalam Kehidupan Berbangsa
Sejarah HMI secara singkat
Tahun 1947 - Tahun 1965
Pembentukan dan Awal Perkembangan
5 Februari 1947: HMI didirikan di Yogyakarta oleh Lafran Pane bersama 14 mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI) dengan tujuan mempertahankan negara Republik Indonesia dan mengembangkan syiar Islam di kalangan intelektual. (Baca selengkapnya artikel tentang Tujuan HMI).
1950-an: HMI berkembang pesat dengan cabang-cabang yang didirikan di berbagai kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan. Organisasi ini fokus pada penguatan keislaman dan keindonesiaan.
1960-1965: HMI terlibat aktif dalam dinamika politik nasional, terutama dalam menghadapi Partai Komunis Indonesia (PKI). HMI menjadi salah satu organisasi yang mendukung gerakan anti-komunisme.
Tahun 1966 - Tahun 1998
Masa Orde Baru
1966: HMI mendukung gerakan mahasiswa yang menuntut pembubaran PKI dan membantu kelahiran Orde Baru. Organisasi ini menjadi salah satu kekuatan mahasiswa yang berpengaruh di era transisi kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.
1970-an hingga 1980-an: Di bawah rezim Orde Baru, HMI mengalami tekanan politik, namun tetap berperan dalam membina kader-kader mahasiswa yang kritis. HMI menjaga jarak dengan rezim namun tetap berkomitmen pada perjuangan Islam dan keindonesiaan.
1986: Perpecahan terjadi di tubuh HMI akibat intervensi pemerintah Orde Baru yang mengharuskan HMI bergabung dengan Kelompok Cipayung dan menyatakan kesetiaan kepada Pancasila sebagai asas tunggal. HMI terbelah menjadi dua: HMI Dipo (dipimpin oleh pihak yang setuju dengan asas tunggal Pancasila) dan HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi), yang menolak intervensi pemerintah dan tetap mempertahankan Islam sebagai asas organisasi.
1990: Presiden Soeharto memberikan penghargaan kepada HMI atas kontribusinya dalam menjaga stabilitas nasional, meskipun hubungan ini sering kali penuh ketegangan karena kritik HMI terhadap beberapa kebijakan Orde Baru.
Tahun 1998 - Tahun 2010
Reformasi dan Peran Baru
1998: HMI berperan aktif dalam gerakan Reformasi yang menuntut pengunduran diri Soeharto dan transisi menuju demokrasi. HMI menjadi bagian dari gelombang besar mahasiswa yang menuntut perubahan sistem politik di Indonesia.
2000-an: Setelah Reformasi, HMI menghadapi tantangan baru dalam era demokratisasi. Organisasi ini mulai fokus pada isu-isu keadilan sosial, ekonomi, dan politik yang lebih luas, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai keislaman.
2010: HMI terus mengembangkan perannya sebagai organisasi mahasiswa yang kritis terhadap kebijakan pemerintah dan tetap menjaga independensinya dari kekuatan politik praktis.
Tahun 2011 - Tahun 2024
Organisasi Era Modern
2011-2020: HMI menghadapi tantangan globalisasi, digitalisasi, dan perubahan sosial yang cepat. Organisasi ini beradaptasi dengan mengintegrasikan teknologi dalam kegiatan kaderisasi dan pendidikan anggotanya.
2020-an: HMI semakin fokus pada pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas. Isu-isu seperti lingkungan hidup, hak asasi manusia, dan pemberdayaan ekonomi menjadi agenda penting dalam berbagai program HMI.
2024: HMI memperingati 77 tahun berdirinya dengan terus berkomitmen pada pengembangan intelektual mahasiswa, penguatan keislaman, dan pengabdian kepada masyarakat, dalam menghadapi berbagai tantangan di era digital dan global.
Tokoh Pemrakarsa dan Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Lafran Pane
Formulir Kontak Kami
Jika Anda:
- Memiliki pertanyaan atau saran
- Ingin menjalin kerjasama
- Publikasi artikel di website ini
Anda bisa menghubungi kami melalui form di samping atau melalui email yang sudah kami cantumkan di halaman Kontak.
Kami siap berkolaborasi dan membantu kebutuhan Anda!